Labels:

5 Ancaman Dalam Berbisnis


Michael Porter dalam bukunya Competitive Advantage mengingatkan tentang FIVE FORCES COMPANY yang akan selalu dihadapi oleh setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur, trading, service, dan lainnya. 

FIVE FORCES COMPANY atau 5 ancaman perusahaan yang dimaksud Porter adalah sbb :

1) ANCAMAN DARI PELANGGAN, saat ini sangat dirasakan oleh industri telekomunikasi khususnya pengguna seluler, dimana pelanggan di industri ini dikenal sebagai CHURN CUSTOMER, artinya customer yang sangat mudah berpindah dari perusahaan seluler satu ke perusahaan seluler lainnya karena KEMUDAHAN pelanggan untuk memperoleh nomor seluler di MALL hingga PENJUAL KAKI LIMA. Hal ini bertolak belakang dengan masa lalu dimana orang sangat sulit untuk mendapatkan nomor rumah yang harus ngantri sampe satu tahun.


2) ANCAMAN DARI COMPETITOR, saat ini sangat dirasakan oleh industri maskapai penerbangan, dimana hadirnya banyak maskapai baru seperti LION, AIR ASIA, SRIWIJAYA sedikitnya “MENGGANGU” GARUDA sehingga untuk menghadapinya sampai harus menciptakan CITY LINK untuk HEAD TO HEAD dengan pendatang baru tersebut.


3) ANCAMAN DARI KARYAWAN, dirasakan oleh industri manufaktur yang tersebar di wilayah JABABEKA, TANGERANG, dll, dimana dengan adanya serikat pekerja di setiap industri tersebut meningkatkan tuntutan karyawan dalam hal UMR, asuransi kesehatan, bonus dan yang lainnya.


4) ANCAMAN DARI REGULASI, dirasakan oleh Angkasa Pura sebagai pengelola Bandar Udara di Indonesia, dimana NAVIGASI yang sebelumnya dikelola oleh perusahaan tersebut, saat ini dialihkan pengelolaannya kepada lembaga baru yang dibentuk pemerintah khusus menangani navigasi di setiap bandara. Ancaman regulasi berikutnya adalah kemungkinan PEMDA akan membangun bandara sendiri dan hal ini memberikan opsi yang lebih banyak kepada maskapai penerbangan untuk tempat landingnya.


5) ANCAMAN DARI SUPPLIER, hal ini dihadapi oleh IPHONE, dimana Samsung yang sebelumnya adalah menjadi supplier untuk produk IPHONE, pada akhirnya menyodok ke depan sebagai competitor IPHONE dengan mengusung produk SAMSUNG TAB, dimana produk ini SANGAT DIGEMARI oleh pelanggannya di Indonesia.


Melihat realitas yang dialami oleh banyak perusahaan di atas, bukan berarti hal tersebut tidak dapat dihadapi, persoalannya terkadang banyak perusahaan yang dalam situasi COMFORT ZONE tidak merasakan ancaman itu muncul, hal seperti ini sering terjadi pada perusahaan yang merasa nyaman karena berbisnis di pasar MONOPOLI.


Berbeda dengan PERUSAHAAN yang hidup dalam FREE MARKET, relatif lebih mampu mendeteksi adanya ancaman yang akan datang dan mampu menghadapi ancaman-ancaman di atas dengan melakukan banyak upaya pembenahan internal perusahaan agar lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi di eksternal perusahaan.


Perusahaan yang relatif lebih mampu mendeteksi adanya ancaman, adalah perusahaan yang memiliki pengetahuan dan secara terus menerus BELAJAR untuk memenuhi keinginan pelanggan dalam membeli produk dari sisi QUALITY, COST and DELIVERY.


Dari sisi QUALITY perusahaan akan terus melakukan INOVASI PRODUK/LAYANAN-nya agar tidak kehilangan pelanggannya. Hal ini dapat kita lihat dalam industri perbankan yang banyak melakukan IMPROVISASI DALAM PELAYANAN kepada nasabahnya untuk layanan bertransaksi melalui ATM, GERAI ATM, ATM DRIVE THRU, INTERNET BANKING, SMS BANKING dan yang terakhir E-MONEY yang sudah banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis dalam bertransaksi.


Dari sisi COST perusahaan akan terus melakukan pembenahan internal perusahaan agar bekerja secara lebih efektif dan efisien dalam menghasilkan produk unggulannya. Efektif artinya bekerja tanpa kesalahan dan pengulangan dimana hal ini dengan sendirinya akan berdampak terhadap efisiensi biaya. Dengan tercapainya BIAYA RENDAH dalam membuat produk berbasis pada ZERO DEFECT, hal ini akan berdampak terhadap TURUNNYA HARGA yang diberikan kepada pelanggan namun tetap dengan produk yang BERKUALITAS, hal ini bisa kita lihat dalam industri otomotif dengan lahirnya CITY CAR di bawah harga 100 juta.


Dari sisi DELIVERY Perusahaan akan terus melakukan improvisasi proses bisnisnya agar dapat melayani pelanggannya dalam waktu yang lebih cepat. Hal ini dapat kita lihat dalam industri makanan, dimana McD, KFC, PIZZA HUTS yang banyak beroperasi di kota-kota besar sangat menyadari halangan pelanggan untuk menuju ke outlet mereka, sehingga akhirnya mereka berinovasi di dalam hal ORDER dan DELIVERY ORDER, dimana order yang dipesan akan diantar ke lokasi alamat pelanggan, atau contoh lain adalah PT. KAI yang BERINOVASI dalam hal MEMBERI KEMUDAHAN calon pembeli tiket kereta melalui outlet INDOMART yang tersebar di kota-kota pulau jawa sebagai jalur terpadat kereta api.


Seperti halnya air yang mengalir dari gunung ke laut melalui sungai, ancaman yang disampaikan PORTER diatas tidak bisa kita hindari, namun hal tersebut bisa kita kelola dengan cara dihadapi dengan syarat Perusahaan harus fokus pada pemenuhan keinginan pelanggan terhadap produk/layanan yang diberikan baik dari sisi QUALITY, COST dan DELIVERY.



SUMBER 

0 comments:

 
Berbagi Cerita © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters