Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Sulawesi Selatan, Rahman Daeng Tayang mengatakan kenaikan dan lonjakan harga bawang akibat ketidaktegasan pemerintah.
"Seharusnya
harga bawang di daerah ini tidak ikut-ikutan naik, jika pemerintah
dapat bersikap tegas," kata Rahman di Makassar, Kamis.
Menurut
dia, kenaikan harga bawang putih dan bawang merah di Sulsel tidak perlu
terjadi, karena potensi potensi bawang di daerah ini sangat baik.
Hal tersebut terlihat pada tiga sentra produksi bawang di Sulsel yakni di Kabupaten Enrekang, Gowa, dan Bantaeng.
"Hanya saja, pada saat panen harganya selalu jatuh, sehingga menjadi pengalaman buruk bagi petani," katanya.
Berkaitan
dengan hal tersebut, lanjut dia, pemerintah harus mengeluarkan
kebijakan yang dapat membuat petani bawang kembali bergairah untuk
menanam bawang dan tidak beralih ke tanaman lain.
Dia
mengatakan, apabila tidak ada animo petani menanam bawang, maka
kebutuhan lokal akan sulit terpenuhi dan hanya menggantungkan dari
pasokan luar Sulsel.
Hal itu diakui salah seorang pedagang bawang di Pasar Terong, Makassar Hj Norma.
Dia
mengatakan, kenaikan harga bawang beberapa pekan terakhir karena dipicu
minimnya pasokan dari daerah produksi bawang di Sulsel.
"Sementara
pasokan bawang dari luar Sulsel juga berkurang, akibatnya harga yang
diperoleh dari distributor naik dan kami terpaksa menyesuaikan harga
eceran," katanya.
Rata-rata harga
bawang merah di pasar tradisional di Makassar masih sekitar Rp40 ribu -
Rp45 ribu per kilogram, sedangkan harga bawang putih sekitar Rp55 ribu
-Rp60 ribu per kg.
0 comments:
Posting Komentar